Dec 2022 | Assessmentindonesia.com
Orthorexia Nervosa: Gangguan Obsesi Makan Sehat yang Menjadi Bumerang bagi Kesehatan
Gaya hidup sehat saat ini merupakan salah satu trend yang sedang marak dilakukan, khususnya oleh para millennials. Makan makanan sehat dan membatasi asupan garam, lemak dengan tujuan ‘clean eating’ atau pola makan bersih telah berubah menjadi gaya hidup. Tujuannya tentu baik, untuk menjaga dan mempertahankan kesehatan tubuh.
Sayangnya, gaya hidup ini kini perlahan berubah menjadi sebuah obsesi yang justru berbahaya bagi kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Dorongan pola makan sehat yang berlebihan atau menjadi obsesi ini bisa mengarah pada pola gangguan makan yang tidak sehat. Gangguan jenis ini secara ilmiah disebut sebagai Orthorexia Nervosa. Yuk pahami lebih lanjut tentang Orthorexia Nervosa untuk turut menjaga kesehatan diri dan mengetahui fakta psikologinya berikut! Definisi Orthorexia Nervosa Orthorexia Nervosa merupakan gangguan pola makan yang ditandai dengan adanya obsesi berlebihan untuk menjaga pola makan agar tetap ‘sehat dan bersih’. Individu yang mengalami gangguan pola makan ini akan menunjukkan kebutuhan yang ekstrem mengenai higienitas atau kebersihan makanan serta kualitas kesehatannya. Penderita Orthorexia Nervosa pada umumnya bukan berfokus pada penurunan berat badan, melainkan ia berupaya untuk menjaga kesehatan makanannya secara ekstrem. Hasil penelitian psikolog klinis dalam The-Anti-Diet-Plan menemukan bahwa gangguan ini muncul karena adanya anggapan bahwa tubuh yang ideal bukanlah tubuh yang kurus, melainkan tubuh yang sehat dan bugar. Hanya saja, hingga saat ini Orthorexia Nervosa masih menjadi kontroversi bagi para pakar psikologi. Orthorexia Nervosa belum secara resmi tergolong sebagai penyakit psikologis dan belum terdaftar pada Diagnostic and Statistical Manual-V (DSM-V). Hal ini karena sulitnya identifikasi gangguan ini apabila dibandingkan dengan gaya hidup sehat. Meskipun demikian, para pakar saat ini sedang berupaya untuk mengidentifikasi kriteria diagnosis dari gangguan ini. Karakteristik dan Gejala Orthorexia Nervosa Setelah memahami dan mengenal definisi dari Orthorexia Nervosa, berikut merupakan karakteristik dan gejalanya yang perlu diketahui:
Ketakutan Intens akan Makanan yang Tidak Sehat Pengidap Orthorexia memiliki ketakutan berlebihan akan kesehatan makanan yang hendak dikonsumsinya. Ia akan memandang makanan yang tidak higienis dengan tatapan yang buruk dan tidak layak untuk dikonsumsi.Ketakutan ini akan menyebabkan dirinya melakukan pengukuran yang ketat terhadap kualitas makanannya. Ia akan menghindari segala jenis makanan yang menurutnya tidak sehat dan melakukan diet ketat yang berlebihan.
Malnutrisi akibat Pola Makan yang Obsesif Diet ketat yang diterapkan oleh penderita Orthorexia dapat menyebabkan tidak terpenuhinya sejumlah kandungan nutrisi yang penting bagi tubuh. Pembatasan yang ketat justru akan menjadi bumerang yang menyerang balik kesehatan tubuh.
Tubuh akan kekurangan nutrisi dan melemahnya daya tahan tubuh manusia, karena tidak terbiasa menghadapi zat-zat asing. Akibatnya, pengidap akan mengalami penurunan berat badan yang drastis sehingga pandangan matanya nampak sayu dan lemas.
Strict Menjalani Pola Makan SehatPenderita Orthorexia Nervosa pada umumnya merupakan individu yang kaku terhadap aturan. Ia memiliki kemampuan toleransi yang rendah dalam menghadapi perubahan dan ketidaknyamanan akibat kejadian tak terduga.
Ia akan menerapkan pola aturan yang ketat berkaitan dengan asupan konsumsi sehari-harinya. Konsistensi dalam menjaga pola makan sehat merupakan prioritas hidup. Hal ini merupakan sesuatu yang saklek dan tidak dapat ditoleransi untuk dilanggar.
Menghindari Acara Sosial karena Khawatir akan Kualitas MakananKetakutan berlebihan yang dialami oleh penderita Orthorexia Nervosa akan banyak membatasi interaksi sosialnya. Ia cenderung menghindari acara-acara sosial, seperti pesta, acara adat, dan sejenisnya karena memikirkan kualitas makanan yang dihidangkan.
Pada kegiatan yang mendesak, ia akan terpaksa membawa bekal makanan sendiri dan menolak konsumsi hidangan yang telah disediakan karena takut akan kalori yang ditimbulkan. Kepekaan sosialnya cenderung terabaikan sehingga pada skala akut, mereka akan memilih melakukan isolasi sosial.
Perasaan Tertekan, Stress, dan Cemas akan Kesehatan Makanan Pola makan dan diet sehat merupakan prioritas utama bagi pengidap Orthorexia. Kecenderungan obsesi yang muncul dari para penderita Orthorexia sayangnya justru menimbulkan kepercayaan yang tidak rasional sehingga berdampak pada keadaan psikologi dari penderitanya.
Ia akan merasa tertekan, stress, dan cemas berlebihan ketika mendapati makanan yang dikonsumsinya mengandung zat-zat yang dianggap berbahaya. Ia akan dihantui oleh rasa bersalah yang tinggi ketika diet yang dilakukannya tidak berhasil dan membenci dirinya sendiri.
Bahaya dan Dampak dari Orthorexia Nervosa Orthorexia Nervosa memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan seseorang. Berikut beberapa bahaya dan dampak dari Orthorexia Nervosa yang wajib diwaspadai: Gangguan terhadap Kesehatan Fisik Pembatasan asupan makanan yang ketat yang dilakukan oleh para pengidap orthorexia dapat menyebabkan timbulnya malnutrisi, anemia, bahkan hingga detak jantung yang melambat secara tidak normal. Malnutrisi yang kronis dapat menimbulkan reaksi masalah pencernaan, ketidakseimbangan elektrolit dan hormon, asidosis metabolik, dan gangguan kesehatan tulang. Dampak fisik ini tidak boleh diremehkan karena dalam skala obsesif dapat mengancam nyawa seseorang.Gangguan terhadap Kesehatan Mental Penderita orthorexia dapat mengalami frustasi yang parah ketika kebiasaan terkait makanan mereka terganggu. Apalagi bila mereka melanggar aturan diet yang sudah mereka buat sendiri, maka hal itu bisa menimbulkan perasaan bersalah hingga membenci diri sendiri. Di luar makanan yang dikonsumsi, penderita juga menghabiskan banyak waktu untuk meneliti, membuat catatan, dan mengukur makanan atau membuat rencana makanan untuk kemudian hari. Penelitian menyebutkan bahwa, pengidap orthorexia memiliki kelemahan dalam fleksibilitas berpikir, bersikap otoriter, dan terlalu kaku terhadap aturan. Gangguan terhadap Fungsi Sosial Pengidap orthorexia tidak suka berkompromi dalam hal makanan dan memiliki pantangan serta aturan yang ketat soal makanan. Pola makan yang kaku seperti itu bisa menyulitkan pengidap untuk mengikuti berbagai dalam kegiatan sosial yang melibatkan makanan, seperti pesta makan malam atau makan di luar rumah. Disamping itu, pikiran tentang kesehatan makanan yang berlebihan dan adanya kecenderungan untuk menganggap kebiasaan makan mereka lebih baik dari orang lain, dapat semakin meningkatkan keinginan mereka untuk melakukan isolasi sosial. Treatment dan Penanganan bagi Penderita Orthorexia Nervosa Orthorexia Nervosa yang dialami oleh pengidap tentunya membutuhkan penanganan yang tepat dari para ahli. Peran pekerja kesehatan, baik mental maupun fisik sangat penting untuk membantu terapi pasien, serta upaya pencegahan gangguan tersebut. Intervensi dilakukan jika gangguan ini sudah mengancam kesehatan, membuat depresi, serta ketidakberdayaan.
Intervensi yang bersifat multidisiplin dengan melibatkan dokter, psikoterapis, dan ahli gizi sangat disarankan untuk mengatasi gangguan ini. Pengidap disarankan untuk segera mencari bantuan dari profesional, seperti dokter, psikolog, atau ahli gizi. Mungkin, psikoterapi akan diberikan untuk mengatasi gangguan mendasar seperti kecemasan, depresi, dan OCD.
Intervensi yang bertujuan untuk meredakan kecemasan dan menenangkan pikiran, dapat dilakukan dengan menerapkan meditasi, yoga, atau taichi. Hal ini berguna untuk menghilangkan kepercayaan yang salah tentang makanan dan mengurangi obsesi berlebihan. Selain itu, yang terpenting adalah pengidap harus menemukan orang-orang dan lingkungan yang selalu memberikan support untuk menghentikan kebiasaan ini. REFERENSI:Alomedika.com. (2022). Orthorexia: Diet Sehat Justru Menjadi Gangguan Makan. Centerfordiscovery.com. (2022). Warning Signs of Orthorexia Nervosa. Halodoc.com. (2022). Punya Obsesi Makan Sehat, Waspadai Bahaya Orthorexia Nervosa. Healthline.com. (2022). Orthorexia Nervosa: Signs, Symptoms, and Treatment of a Misunderstood Eating Disorders IDNTimes.com. (2022). Mengenal Orthorexia Nervosa, Terlalu Terobsesi dengan Makanan Sehat. Nationaleatingdisorders.org. (2022). Orthorexia. Ncbi.nlm.nih.gov. (2017). Orthorexia Nervosa: An Obsession with Healthy Eating.
Sayangnya, gaya hidup ini kini perlahan berubah menjadi sebuah obsesi yang justru berbahaya bagi kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Dorongan pola makan sehat yang berlebihan atau menjadi obsesi ini bisa mengarah pada pola gangguan makan yang tidak sehat. Gangguan jenis ini secara ilmiah disebut sebagai Orthorexia Nervosa. Yuk pahami lebih lanjut tentang Orthorexia Nervosa untuk turut menjaga kesehatan diri dan mengetahui fakta psikologinya berikut! Definisi Orthorexia Nervosa Orthorexia Nervosa merupakan gangguan pola makan yang ditandai dengan adanya obsesi berlebihan untuk menjaga pola makan agar tetap ‘sehat dan bersih’. Individu yang mengalami gangguan pola makan ini akan menunjukkan kebutuhan yang ekstrem mengenai higienitas atau kebersihan makanan serta kualitas kesehatannya. Penderita Orthorexia Nervosa pada umumnya bukan berfokus pada penurunan berat badan, melainkan ia berupaya untuk menjaga kesehatan makanannya secara ekstrem. Hasil penelitian psikolog klinis dalam The-Anti-Diet-Plan menemukan bahwa gangguan ini muncul karena adanya anggapan bahwa tubuh yang ideal bukanlah tubuh yang kurus, melainkan tubuh yang sehat dan bugar. Hanya saja, hingga saat ini Orthorexia Nervosa masih menjadi kontroversi bagi para pakar psikologi. Orthorexia Nervosa belum secara resmi tergolong sebagai penyakit psikologis dan belum terdaftar pada Diagnostic and Statistical Manual-V (DSM-V). Hal ini karena sulitnya identifikasi gangguan ini apabila dibandingkan dengan gaya hidup sehat. Meskipun demikian, para pakar saat ini sedang berupaya untuk mengidentifikasi kriteria diagnosis dari gangguan ini. Karakteristik dan Gejala Orthorexia Nervosa Setelah memahami dan mengenal definisi dari Orthorexia Nervosa, berikut merupakan karakteristik dan gejalanya yang perlu diketahui:
Ketakutan Intens akan Makanan yang Tidak Sehat Pengidap Orthorexia memiliki ketakutan berlebihan akan kesehatan makanan yang hendak dikonsumsinya. Ia akan memandang makanan yang tidak higienis dengan tatapan yang buruk dan tidak layak untuk dikonsumsi.Ketakutan ini akan menyebabkan dirinya melakukan pengukuran yang ketat terhadap kualitas makanannya. Ia akan menghindari segala jenis makanan yang menurutnya tidak sehat dan melakukan diet ketat yang berlebihan.
Malnutrisi akibat Pola Makan yang Obsesif Diet ketat yang diterapkan oleh penderita Orthorexia dapat menyebabkan tidak terpenuhinya sejumlah kandungan nutrisi yang penting bagi tubuh. Pembatasan yang ketat justru akan menjadi bumerang yang menyerang balik kesehatan tubuh.
Tubuh akan kekurangan nutrisi dan melemahnya daya tahan tubuh manusia, karena tidak terbiasa menghadapi zat-zat asing. Akibatnya, pengidap akan mengalami penurunan berat badan yang drastis sehingga pandangan matanya nampak sayu dan lemas.
Strict Menjalani Pola Makan SehatPenderita Orthorexia Nervosa pada umumnya merupakan individu yang kaku terhadap aturan. Ia memiliki kemampuan toleransi yang rendah dalam menghadapi perubahan dan ketidaknyamanan akibat kejadian tak terduga.
Ia akan menerapkan pola aturan yang ketat berkaitan dengan asupan konsumsi sehari-harinya. Konsistensi dalam menjaga pola makan sehat merupakan prioritas hidup. Hal ini merupakan sesuatu yang saklek dan tidak dapat ditoleransi untuk dilanggar.
Menghindari Acara Sosial karena Khawatir akan Kualitas MakananKetakutan berlebihan yang dialami oleh penderita Orthorexia Nervosa akan banyak membatasi interaksi sosialnya. Ia cenderung menghindari acara-acara sosial, seperti pesta, acara adat, dan sejenisnya karena memikirkan kualitas makanan yang dihidangkan.
Pada kegiatan yang mendesak, ia akan terpaksa membawa bekal makanan sendiri dan menolak konsumsi hidangan yang telah disediakan karena takut akan kalori yang ditimbulkan. Kepekaan sosialnya cenderung terabaikan sehingga pada skala akut, mereka akan memilih melakukan isolasi sosial.
Perasaan Tertekan, Stress, dan Cemas akan Kesehatan Makanan Pola makan dan diet sehat merupakan prioritas utama bagi pengidap Orthorexia. Kecenderungan obsesi yang muncul dari para penderita Orthorexia sayangnya justru menimbulkan kepercayaan yang tidak rasional sehingga berdampak pada keadaan psikologi dari penderitanya.
Ia akan merasa tertekan, stress, dan cemas berlebihan ketika mendapati makanan yang dikonsumsinya mengandung zat-zat yang dianggap berbahaya. Ia akan dihantui oleh rasa bersalah yang tinggi ketika diet yang dilakukannya tidak berhasil dan membenci dirinya sendiri.
Bahaya dan Dampak dari Orthorexia Nervosa Orthorexia Nervosa memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan seseorang. Berikut beberapa bahaya dan dampak dari Orthorexia Nervosa yang wajib diwaspadai: Gangguan terhadap Kesehatan Fisik Pembatasan asupan makanan yang ketat yang dilakukan oleh para pengidap orthorexia dapat menyebabkan timbulnya malnutrisi, anemia, bahkan hingga detak jantung yang melambat secara tidak normal. Malnutrisi yang kronis dapat menimbulkan reaksi masalah pencernaan, ketidakseimbangan elektrolit dan hormon, asidosis metabolik, dan gangguan kesehatan tulang. Dampak fisik ini tidak boleh diremehkan karena dalam skala obsesif dapat mengancam nyawa seseorang.Gangguan terhadap Kesehatan Mental Penderita orthorexia dapat mengalami frustasi yang parah ketika kebiasaan terkait makanan mereka terganggu. Apalagi bila mereka melanggar aturan diet yang sudah mereka buat sendiri, maka hal itu bisa menimbulkan perasaan bersalah hingga membenci diri sendiri. Di luar makanan yang dikonsumsi, penderita juga menghabiskan banyak waktu untuk meneliti, membuat catatan, dan mengukur makanan atau membuat rencana makanan untuk kemudian hari. Penelitian menyebutkan bahwa, pengidap orthorexia memiliki kelemahan dalam fleksibilitas berpikir, bersikap otoriter, dan terlalu kaku terhadap aturan. Gangguan terhadap Fungsi Sosial Pengidap orthorexia tidak suka berkompromi dalam hal makanan dan memiliki pantangan serta aturan yang ketat soal makanan. Pola makan yang kaku seperti itu bisa menyulitkan pengidap untuk mengikuti berbagai dalam kegiatan sosial yang melibatkan makanan, seperti pesta makan malam atau makan di luar rumah. Disamping itu, pikiran tentang kesehatan makanan yang berlebihan dan adanya kecenderungan untuk menganggap kebiasaan makan mereka lebih baik dari orang lain, dapat semakin meningkatkan keinginan mereka untuk melakukan isolasi sosial. Treatment dan Penanganan bagi Penderita Orthorexia Nervosa Orthorexia Nervosa yang dialami oleh pengidap tentunya membutuhkan penanganan yang tepat dari para ahli. Peran pekerja kesehatan, baik mental maupun fisik sangat penting untuk membantu terapi pasien, serta upaya pencegahan gangguan tersebut. Intervensi dilakukan jika gangguan ini sudah mengancam kesehatan, membuat depresi, serta ketidakberdayaan.
Intervensi yang bersifat multidisiplin dengan melibatkan dokter, psikoterapis, dan ahli gizi sangat disarankan untuk mengatasi gangguan ini. Pengidap disarankan untuk segera mencari bantuan dari profesional, seperti dokter, psikolog, atau ahli gizi. Mungkin, psikoterapi akan diberikan untuk mengatasi gangguan mendasar seperti kecemasan, depresi, dan OCD.
Intervensi yang bertujuan untuk meredakan kecemasan dan menenangkan pikiran, dapat dilakukan dengan menerapkan meditasi, yoga, atau taichi. Hal ini berguna untuk menghilangkan kepercayaan yang salah tentang makanan dan mengurangi obsesi berlebihan. Selain itu, yang terpenting adalah pengidap harus menemukan orang-orang dan lingkungan yang selalu memberikan support untuk menghentikan kebiasaan ini. REFERENSI:Alomedika.com. (2022). Orthorexia: Diet Sehat Justru Menjadi Gangguan Makan. Centerfordiscovery.com. (2022). Warning Signs of Orthorexia Nervosa. Halodoc.com. (2022). Punya Obsesi Makan Sehat, Waspadai Bahaya Orthorexia Nervosa. Healthline.com. (2022). Orthorexia Nervosa: Signs, Symptoms, and Treatment of a Misunderstood Eating Disorders IDNTimes.com. (2022). Mengenal Orthorexia Nervosa, Terlalu Terobsesi dengan Makanan Sehat. Nationaleatingdisorders.org. (2022). Orthorexia. Ncbi.nlm.nih.gov. (2017). Orthorexia Nervosa: An Obsession with Healthy Eating.