Assessment Indonesia
  • Beranda
  • Profil
    • Artikel
  • Layanan Tes
  • Harga
  • Kontak
  • Psikotes Online
Dec 2022 | Assessmentindonesia.com

Selective Eating Disorder

Proses aktualisasi diri mempunyai hubungan keterkaitan dengan masa remaja. Umumnya, remaja mempunyai impresi mengenai tubuh yang buruk dengan memiliki anggapan bentuk tubuhnya kurang menarik dan tidak sesuai dengan ekspektasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 83,5% remaja putri menunjukkan ketidakpuasan bentuk tubuh dengan 58% menginginkan bentuk tubuh yang ramping.
Anggapan mengenai bentuk tubuh merupakan faktor yang mendukung kepercayaan diri remaja putri. Tanggapan positif mengenai tubuh akan meningkatkan kepercayaan diri. Remaja putri yang memiliki penilaian mengenai tubuh yang tidak ideal mempengaruhi fokus pada fisik, sehingga persepsi tubuh menjadi negatif.
Anggapan negatif mengenai bentuk tubuh seringkali dipengaruhi oleh teman sebaya. Hal tersebut menyebabkan 90% remaja putri yang mempunyai status gizi yang normal beralih untuk menurunkan berat badan pada 46,6% remaja dan menimbulkan persepsi tubuh negatif sebanyak 39,8%. Anggapan mengenai bentuk tubuh yang negatif tentunya memberi dampak yang tidak baik, meliputi ketidaksenangan pada bentuk tubuh yang mereka miliki, sehingga memicu transformasi menjadi bentuk tubuh yang mereka anggap ideal.
Remaja tergolong dalam vulnerable group (rentan) karena merasa tidak puas dengan penampilan dirinya. Hal tersebut memberi akibat pada anggapan mengenai tubuh yang buruk (persepsi negatif) serta memicu diri untuk menjadi kurus. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi tingkat kepercayaan diri suatu individu. Selain itu, dampak lainnya adalah peningkatan kasus gangguan makan (eating disorders) yang termasuk pengendalian makan (dietary restraint), binge-eating, dan efek negatif lainnya. Seperti yang digambarkan dalam meta-analisis bahwa adanya paparan tentang gambaran tubuh yang kurus dan ideal (thin-ideal images) akan meningkatkan ketidakpuasan terhadap tubuh.
Gangguan makan menjadi salah satu permasalahan bagi remaja yang ditunjukkan melalui perubahan pola makan menjadi tidak baik, anggapan buruk mengenai bentuk tubuh (body image), dan perubahan berat badan yang tidak tepat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bahwa remaja menentukan bentuk tubuh (body shape) berdasarkan karakteristik masyarakat modern (kehidupan masa kini), yang menyebabkan kekhawatiran berlebih tentang tubuh dan meningkatkan berbagai resiko perilaku seperti eating disorders. Penggunaan metode figure rating scale (FRS) atau body shape questionnaire (BSQ) sudah umum dan valid digunakan untuk penilaian persepsi tubuh di Indonesia. Namun, metode multidimentional body self- relations questionnaire-appearance scale (MBSRQ-AS) sangat jarang diaplikasikan di Indonesia sehingga peneliti ingin mengetahui metode terbaik dalam pengukuran persepsi tubuh.
Tingginya kasus gangguan pola makan masih tetap menjadi permasalahan penting di masa ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Belanda telah terjadi peningkatan kasus anoreksia nervosa pada remaja putri, yang mengindikasikan bahwa kasus anoreksia nervosa mengalami peningkatan. Terdapat beberapa bukti yang menunjukan bahwa insiden bulimia nervosa telah meningkat sejak tahun 1988. Permasalahan pola makan sering terjadi pada masa remaja dengan awal laju peningkatan terjadi dari usia 10 tahun. Kasus eating disorders atau ketidaknormalan perilaku makan pada remaja juga mengalami peningkatan di negara-negara berkembang.
Eating disorder merupakan salah satu gangguan psikologis dan medis yang menyebabkan kelainan serius dalam perilaku makan untuk mengendalikan berat badan. Hal ini juga biasa disebut sebagai suatu gangguan mental yang mempengaruhi remaja. Eating disorder, termasuk anorexia nervosa (AN), bulimia nervosa (BN), binge eating disorder (BED) dan eating disorders not otherwise specified (EDNOS) menjadi permasalahan besar terkait dengan gangguan body image bagi kalangan remaja.
Menurut the National Institute of Mental Health, eating disorders (EDs) melibatkan gangguan makan meliputi pengurangan ekstrim dan asupan makanan yang tidak sehat atau makanan berlebihan yang masuk dalam kategori makanan berat. Hal tersebut juga disertai perasaan tertekan atau perhatian yang ekstrim kepada bentuk atau berat badan. Perilaku makan menyimpang ini terjadi pada jutaan orang, tetapi perilaku ini lebih umum diderita oleh wanita yang berumur 12 – 35 tahun.
Eating disorder terbagi menjadi 4 yaitu: Anoreksia nervosa yaitu menurunnya nafsu makan dan ketakutan berlebih pada kenaikan berat badan.Bulimia nervosa yaitu makan yang berlebihan disertai perasaan dimana penderitanya merasa kehilangan pengendalian diri ketika makan disertai muntah yang dilakukan secara sengaja serta penyalahgunaan obat pencahar dan diuretik.Binge eating disorder yaitu keadaan mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak dan disertai dengan kehilangan kontrol ketika makan dan terus berulang namun tidak disertai dengan pemuntahan. Setelah makan dalam jumlah yang besar biasanya penderita merasa bersalah dan malu dengan perilakunya.
Gangguan makan termasuk anorexia nervosa (AN), binge eating disorder (BED), binge eating not otherwise specified (EDNOS), bulimia nervosa (BN) menjadi permasalahan di kalangan remaja yang berhubungan dengan persepsi tubuh. Remaja dengan penyimpangan persepsi tubuh memiliki risiko lebih tinggi terlibat dalam gangguan makan seperti anorexia nervosa dan bulimia nervosa. ReferensiPedro TM, Micklesfield LK, Kahn K, Tollman SM, Pettifor JM, Norris SA. (2016). Body Image Satisfaction, Eating Attitudes and Perceptions of Female Body Silhouettes in Rural South African Adolescents. Plos One. Vol. 11, No. 5.
Ifdil I, Denich AU, Ilyas A. (2017). Hubungan Body Image dengan Kepercayaan Diri Remaja Putri. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling.Vol. 2, No. 3.
Sulistyan A, Huriyati E, Hastuti J. (2016). Distorsi citra tubuh, perilaku makan, dan fad diets pada remaja putri di Yogyakarta. Jurnal Gizi Klin Indonesia. Vol. 12, No. 3.
Syarafina A, Probosari E. (2014). Hubungan Eating Disorder dengan Status Gizi Pada Remaja Putri di Modeling Agency Semarang. Jurnal Nutr Coll. Vol. 3, No. 2.
Nugroho RF. (2018). Hubungan Stres Psikososial, Persepsi Bentuk Tubuh, Eating Disorder dan Pola Makan dengan Status Gizi pada Remaja Putri.

Copyright © Assessment Indonesia

Kami menggunakan cookie untuk mengaktifkan fungsi penting di website kami, menawarkan pengalaman browsing yang lebih baik, menganalisis traffic website, dan mempersonalisasi konten. Dengan mengklik Terima atau terus menggunakan website kami, kamu menyetujui penggunaan cookie kami. Read about how we use cookies.

Your Cookie Settings

We use cookies to enable essential functionality on our website, and analyze website traffic. Read about how we use cookies.

Cookie Categories
Essential

These cookies are strictly necessary to provide you with services available through our websites. You cannot refuse these cookies without impacting how our websites function. You can block or delete them by changing your browser settings, as described under the heading "Managing cookies" in the Privacy and Cookies Policy.

Analytics

These cookies collect information that is used in aggregate form to help us understand how our websites are being used or how effective our marketing campaigns are.