Jan 2023 | Assessmentindonesia.com
Pendekatan Behavioristik
Terapi dengan pendekatan Behavioristik ?
Behaviorisme adalah aliran pemikiran psikologis yang mengidentifikasi pola yang dapat diamati dan terukur yang menjelaskan perilaku manusia. Bukan seperti pendekatan yang mencari ke dalam untuk menggabungkan pikiran dan perasaan subjek, namun behaviorisme klasik berfokus pada keluaran perilaku yang dapat diamati, menganggap bahwa setiap perilaku dilakukan sebagai respons terhadap rangsangan lingkungan atau hasil dari pengkondisian masa lalu individu. Didalamnya dapat saja mencakup konsekuensi, seperti penghargaan atau hukuman.
Behaviorisme, juga dikenal sebagai psikologi perilaku, adalah teori belajar yang menyatakan semua perilaku dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan melalui proses yang disebut pengkondisian. Dengan demikian, perilaku hanyalah respon terhadap rangsangan lingkungan. Behaviorisme berfokus dengan perilaku stimulus-respons yang dapat diamati, karena dapat dipelajari secara sistematis dan dapat diamati.
Dalam pendekatan behavioristik juga memandang Semua perilaku, dan sekompleks apapun, dapat direduksi dengan stimulus yang sederhana. Untuk memprediksi perilaku, dengan adanya stimulus, reaksi apa yang akan terjadi, atau dengan adanya reaksi, dan stimulus apa yang menyebabkan reaksi tersebut.
Apakah Behaviorisme Dapat Berguna Untuk Terapi?
Terdapat banyak berbagai macam terapi, seperti terapi perilaku atau terapi eksposur berdasar pada teknik behavioris. Terapi perilaku, misalnya, pengaruh atau konsekuensi positif dan negatif (seperti pujian atau menghilangkan hak istimewa) untuk mengubah perilaku anak, terapi tersebut telah terbukti efektif untuk gangguan perkembangan seperti ADHD .
Guru Dapat Menggunakan Behaviorisme Untuk Membantu Siswa Menguasai Skill Yang Dimilikinya?
Karena behaviorisme menunjukkan bahwa pembelajaran terjadi terutama melalui pengkondisian, pendekatan perilaku untuk mengajar memanfaatkan Reward dan punishment untuk memperkuat konsep dan perilaku yang diinginkan. Teknik seperti itu mungkin berguna untuk perilaku sederhana atau pembelajaran yang menggunakan teknik pengulangan, namun cara tersebut tidak dianggap efektif dalam membantu siswa menguasai konsep yang lebih kompleks atau menggunakan pemikiran kritis.
Bisakah Orang Menggunakan Modifikasi Perilaku Untuk Mengubah Perilaku Orang Lain?
Prinsip-prinsip Reinforcement atau penguatan dapat digunakan dalam hubungan interpersonal, memang orang tua sangat sering menggunakan janji hadiah atau ancaman hukuman untuk mengubah perilaku anak mereka. Pasangan romantis juga dapat menggunakan penguatan untuk mengubah perilaku satu sama lain misalnya, "menghadiahi" pasangan dengan kasih sayang ketika mereka menyelesaikan tugas yang dibutuhkan. Namun, bukti menunjukkan bahwa ”penghargaan bersyarat” semacam itu dapat menjadi bumerang dalam hubungan romantis .
Aliran behavioristik memiliki asumsi-asumsi dasar terhadap perilaku manusia diantaranya sebagai berikut :1. Seseorang memiliki potensi dalam perilaku apapun2. Seseorang mampu mengendalikan perilakunya3. Seseorang dapat membentuk perilaku baru
Seseorang dapat mempengaruhi perilaku orang lain sebagaimana perilakunya juga dipengaruhi oleh orang lain.Dari asumsi-asumsi diatas yang berdasarkan pada pandangan behavioristik yaitu pada dasarnya manusia tidak bisa berbuat apapun, karena semua tingkah laku manusia dapat dibentuk oleh hasil pengalaman yang diperoleh dan interaksi seseorang dengan lingkungannya yang membentuknya perilakunya. Yang dimana dalam dunia konseling banyak bergantung pada pendekatan behavioristik ini.
Referensi :www.Dictio.Id (2020). Apa Yang Dimaksud Dengan Pendekatan Behavioristik?
Referensi :www.Dictio.Id (2020). Apa Yang Dimaksud Dengan Pendekatan Behavioristik?