Jan 2023 | Assessmentindonesia.com
Fase Prenatal: Optimalisasi Potensi Individu sejak dalam Kandungan
Kehidupan umat manusia dimulai sejak berada dalam kandungan seorang ibu. Monks dan Haditono (2002), praktisi psikologi perkembangan, dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sebenarnya secara biologis hidup manusia dimulai pada fase konsepsi atau pembuahan demikian juga perkembangan psikologis manusia. Oleh karena itu, penting untuk memahami potensi individu sejak dalam kandungan.
Di dalam rahim seorang ibu, ternyata janin bisa belajar, merasa, dan mengetahui perbedaan antara terang dan gelap. Janin juga mampu memperhatikan suara ibu, ayah, saudara, kakek, dan nenek atau mendengar suara musik, merasa sentuhan di perut ibu, bahkan merasakan perubahan emosi sang ibu. Hal ini menjelaskan bahwa kehidupan individu sudah dimulai sejak periode prenatal ketika individu berada dalam kandungan seorang ibu.
Perkembangan individu dalam fase prenatal membutuhkan optimalisasi lebih lanjut. Yuk pahami tentang kondisi individu pada fase prenatal dan cara optimalisasinya!
Fase Prenatal dan Kondisi Penting di Fase Prenatal Periode pranatal merupakan sebuah fase periode yang berlangsung relatif singkat bagi perkembangan individu. Fase ini berlangsung sekitar 9 bulan 10 hari dari masa hidup seorang individu, yakni sejak terjadinya pembuahan sampai kelahiran. Namun meskipun periode ini relatif singkat, periode ini merupakan periode yang krusial dalam berbagai aspek perkembangan individu.
Berikut merupakan empat kondisi penting pada fase prenatal yang dapat mempengaruhi perkembangan individu selanjutnya: Sifat Bawaan Individu Penentuan sifat bawaan merupakan sesuatu yang bersifat murni dari genetik individu, yang kemudian sering disebut sebagai faktor keturunan. Faktor keturunan dapat membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Jika kondisi pada fase kehamilan ditunjang dengan motivasi internal yang tinggi dan stimulasi dari lingkungan, seseorang akan mampu mengembangkan aspek fisik dan mental yang diwarisinya hingga batas optimum, meskipun tidak dapat berkembang lebih jauh lagi. Jenis KelaminJenis kelamin seorang individu bergantung pada jenis spermatozoa yang menyatu dengan sel telur. Sel telur pada individu yang telah matang mengandung kromosom X. Saat sel telur ini dibuahi oleh spermatozoon dengan kromosom X, maka akan lahir anak perempuan. Sedangkan bila dibuahi oleh spermatozoa dengan kromosom Y, maka akan lahir anak laki-laki. Jenis kelamin ini penting bagi perkembangan individu karena adanya pengaruh budaya, pengalaman belajar, dan sikap orang tua yang terkait dengan jenis kelamini individu. Jumlah AnakJumlah anak yang dimaksud berkaitan dengan apakah anak akan terlahir kembar atau individu. Jumlah anak ini dapat mempengaruhi pola perkembangan seseorang di masa depannya. Hal ini karena terdapat kecenderungan ketika seorang anak terlahir sendiri, maka orang tua akan dapat memberikan perhatian, kasih sayang, dan stimulasi yang utuh dan penuh untuknya. Sedangkan, jika anak terlahir kembar, maka anak-anak tersebut harus berbagi perhatian, kasih sayang, dan stimulasi dengan saudara kembarnya sehingga dikhawatirkan pertumbuhan dan perkembangannya tidak akan seoptimal jika ia terlahir sendiri.
Posisi Urutan AnakPosisi urutan anak disini contohnya anak sulung yang kemudian bisa seterusnya diperlakukan sebagai anak sulung, namun dapat juga menjadi anak tunggal. Begitupun dengan anak kedua yang mungkin untuk waktu tertentu mendapat perlakuan sebagai anak bungsu, namun bisa saja posisinya berubah menjadi anak tengah dan seterusnya. Posisi urutan anak ini menjadi penting karena berpengaruh terhadap pola pengasuhan dan sikap keluarga terhadap anaknya. Dampaknya adalah anak yang sudah terbiasa dengan pola asuh tertentu, terpaksa harus beradaptasi ketika posisinya di keluarga berubah. Faktor Pengaruh Perkembangan Individu dan Optimalisasinya Menurut Hurlock (1995), seorang ahli psikologi perkembangan, terdapat beberapa kondisi yang mempengaruhi perkembangan prenatal, yaitu: Gizi Ibu Janin Gizi ibu hamil merupakan faktor penting karena janin mendapatkan makanan dari aliran darah ibu yang berasal dari plasenta. Untuk mendapatkan makanan yang sehat bagi janin agar dapat berkembang dengan baik, maka ibu harus mengkonsumsi makanan yang cukup protein, lemak, dan karbohidrat. Ibu yang kekurangan beberapa vitamin terutama vitamin C, B6, B12, D, E, K, zat besi juga ajan akan mengganggu pola normal perkembangan bayi. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga konsumsi gizinya. Kesehatan IbuIbu yang memiliki riwayat penyakit misalnya rubella, penyakit kelamin, toxoplasmosis, herpes, AIDS, ataupun penyakit kronis lainnya tentunya akan mengganggu perkembangan normal janin. Banyak bayi lahir dengan cacat lahir maupun keterbelakangan mental karena si ibu menderita penyakit yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, kondisi kesehatan ibu juga dapat berpengaruh pada kondisi kelahiran bayi di masa depan dan kesehatannya. Faktor Rhesus Ketidaksesuaian antara rhesus ibu dan ayah akan menyebabkan kerusakan sel janin yang dapat menimbulkan komplikasi fisik ataupun mental yang berbahaya, bahkan dapat menyebabkan kematian dan gangguan permanen bagi anak. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sebaiknya para calon orang tua melakukan pengecekan kondisi rhesus sebelum melakukan program hamil. Obat-obatan Beberapa obat-obatan sangat tidak disarankan untuk ibu yang sedang hamil karena dapat menyebabkan gangguan bahkan kecacatan bagi janin. Obat-obatan tersebut diantaranya obat jenis thalidomide yang dapat menyebabkan kecacatan permanen pada anak. Disamping itu, jenis obat yang lainnya juga sangat berbahaya bagi perkembangan janin, diantaranya sebagai obat penenang (menyebabkan langit-langit mulut janin terbelah), barbiturates (pada dosis tinggi menyebabkan janin kecanduan, gemetar, gelisah, dan mudah kena luka), kokain (menyebabkan hipertensi, masalah pada jantung, keterbelakangan perkembangan dan kesulitan belajar), marijuana (menyebabkan rendahnya berat lahir dan panjang bayi). Sinar X dan radium Terbukti secara medis, bahwa penggunaan sinar X dan radium pada wanita yang sedang hamil cenderung merusak janin yang berakibat pada kecacatan lahir, prematuritas, keguguran, bahkan kematian sebelum lahir. Menurut Santrock (2004), radiasi dapat menyebabkan mutasi genetik (perubahan permanen pada materi genetik), misalnya saja terjadinya kecacatan fisik permanen pada anak-anak Chernobyl yang terkena radiasi nuklir. Alkohol Fetal Alcohol Syndrome (FAS) merupakan keabnormalan yang tampak pada anak dari ibu yang meminum banyak alkohol selama kehamilan. Keabnormalan yang muncul meliputi kecacatan wajah dan tungkai serta lengan, jantung yang rusak. Kebanyakan anak- anak ini memiliki inteligensi di bawah rata-rata dan beberapa anak terbelakang secara mental. Oleh karena itu, sebaiknya ibu hamil membatasi konsumsi alkohol untuk menjaga kesehatan janinnya. Tembakau atau Rokok Mengisap rokok pada wanita hamil juga bisa berdampak buruk bagi janin. Kematian janin dan bayi yang baru lahir lebih tinggi di kalangan ibu perokok yang menyebabkan bayi lahir prematur, atau berat lahir bayi yang rendah.Banyak pula kasus gangguan pernapasan pada bayi yang ibunya merokok serta terjadinya sindrom kematian bayi yang tiba-tiba (Sudden Infant Death Syndrome/SIDS) karena efek karbon monoksida dari rokok pada pusat pernapasan janin. Emosi calon ibu Kondisi emosi calon ibu sangatlah besar pengaruhnya terhadap janin secara langsung Selama seorang wanita menjalani kehamilan, fisik dan jiwanya haruslah dalam kondisi yang optimal agar janin yang dikandungnya pun tumbuh dan berkembang secara sehat. Kondisi positif dan negatif pada ibu akan berpengaruh secara langsung pada janin yang dikandungnya. Misalnya saja calon ibu yang mengalami stres menyebabkan kegiatan janin dan denyut jantung janin meningkat.
Demikian merupakan kondisi yang harus diketahui bagi para ibu ataupun calon ibu untuk mempersiapkan kehamilannya. Persiapan yang tepat pada fase kehamilan dapat mengoptimalkan tumbuh kembang bayi anda sejak fase prenatal. Untuk memahami optimalisasi lebih lanjut, anda dapat melakukan konsultasi dan asesmen psikologis dengan para psikolog. Semoga bermanfaat.
Referensi:Indrijati, Herdina. (2016 Psikologi Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini. Ernitasari. (2022). Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Pralahir.
Perkembangan individu dalam fase prenatal membutuhkan optimalisasi lebih lanjut. Yuk pahami tentang kondisi individu pada fase prenatal dan cara optimalisasinya!
Fase Prenatal dan Kondisi Penting di Fase Prenatal Periode pranatal merupakan sebuah fase periode yang berlangsung relatif singkat bagi perkembangan individu. Fase ini berlangsung sekitar 9 bulan 10 hari dari masa hidup seorang individu, yakni sejak terjadinya pembuahan sampai kelahiran. Namun meskipun periode ini relatif singkat, periode ini merupakan periode yang krusial dalam berbagai aspek perkembangan individu.
Berikut merupakan empat kondisi penting pada fase prenatal yang dapat mempengaruhi perkembangan individu selanjutnya: Sifat Bawaan Individu Penentuan sifat bawaan merupakan sesuatu yang bersifat murni dari genetik individu, yang kemudian sering disebut sebagai faktor keturunan. Faktor keturunan dapat membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Jika kondisi pada fase kehamilan ditunjang dengan motivasi internal yang tinggi dan stimulasi dari lingkungan, seseorang akan mampu mengembangkan aspek fisik dan mental yang diwarisinya hingga batas optimum, meskipun tidak dapat berkembang lebih jauh lagi. Jenis KelaminJenis kelamin seorang individu bergantung pada jenis spermatozoa yang menyatu dengan sel telur. Sel telur pada individu yang telah matang mengandung kromosom X. Saat sel telur ini dibuahi oleh spermatozoon dengan kromosom X, maka akan lahir anak perempuan. Sedangkan bila dibuahi oleh spermatozoa dengan kromosom Y, maka akan lahir anak laki-laki. Jenis kelamin ini penting bagi perkembangan individu karena adanya pengaruh budaya, pengalaman belajar, dan sikap orang tua yang terkait dengan jenis kelamini individu. Jumlah AnakJumlah anak yang dimaksud berkaitan dengan apakah anak akan terlahir kembar atau individu. Jumlah anak ini dapat mempengaruhi pola perkembangan seseorang di masa depannya. Hal ini karena terdapat kecenderungan ketika seorang anak terlahir sendiri, maka orang tua akan dapat memberikan perhatian, kasih sayang, dan stimulasi yang utuh dan penuh untuknya. Sedangkan, jika anak terlahir kembar, maka anak-anak tersebut harus berbagi perhatian, kasih sayang, dan stimulasi dengan saudara kembarnya sehingga dikhawatirkan pertumbuhan dan perkembangannya tidak akan seoptimal jika ia terlahir sendiri.
Posisi Urutan AnakPosisi urutan anak disini contohnya anak sulung yang kemudian bisa seterusnya diperlakukan sebagai anak sulung, namun dapat juga menjadi anak tunggal. Begitupun dengan anak kedua yang mungkin untuk waktu tertentu mendapat perlakuan sebagai anak bungsu, namun bisa saja posisinya berubah menjadi anak tengah dan seterusnya. Posisi urutan anak ini menjadi penting karena berpengaruh terhadap pola pengasuhan dan sikap keluarga terhadap anaknya. Dampaknya adalah anak yang sudah terbiasa dengan pola asuh tertentu, terpaksa harus beradaptasi ketika posisinya di keluarga berubah. Faktor Pengaruh Perkembangan Individu dan Optimalisasinya Menurut Hurlock (1995), seorang ahli psikologi perkembangan, terdapat beberapa kondisi yang mempengaruhi perkembangan prenatal, yaitu: Gizi Ibu Janin Gizi ibu hamil merupakan faktor penting karena janin mendapatkan makanan dari aliran darah ibu yang berasal dari plasenta. Untuk mendapatkan makanan yang sehat bagi janin agar dapat berkembang dengan baik, maka ibu harus mengkonsumsi makanan yang cukup protein, lemak, dan karbohidrat. Ibu yang kekurangan beberapa vitamin terutama vitamin C, B6, B12, D, E, K, zat besi juga ajan akan mengganggu pola normal perkembangan bayi. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga konsumsi gizinya. Kesehatan IbuIbu yang memiliki riwayat penyakit misalnya rubella, penyakit kelamin, toxoplasmosis, herpes, AIDS, ataupun penyakit kronis lainnya tentunya akan mengganggu perkembangan normal janin. Banyak bayi lahir dengan cacat lahir maupun keterbelakangan mental karena si ibu menderita penyakit yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, kondisi kesehatan ibu juga dapat berpengaruh pada kondisi kelahiran bayi di masa depan dan kesehatannya. Faktor Rhesus Ketidaksesuaian antara rhesus ibu dan ayah akan menyebabkan kerusakan sel janin yang dapat menimbulkan komplikasi fisik ataupun mental yang berbahaya, bahkan dapat menyebabkan kematian dan gangguan permanen bagi anak. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sebaiknya para calon orang tua melakukan pengecekan kondisi rhesus sebelum melakukan program hamil. Obat-obatan Beberapa obat-obatan sangat tidak disarankan untuk ibu yang sedang hamil karena dapat menyebabkan gangguan bahkan kecacatan bagi janin. Obat-obatan tersebut diantaranya obat jenis thalidomide yang dapat menyebabkan kecacatan permanen pada anak. Disamping itu, jenis obat yang lainnya juga sangat berbahaya bagi perkembangan janin, diantaranya sebagai obat penenang (menyebabkan langit-langit mulut janin terbelah), barbiturates (pada dosis tinggi menyebabkan janin kecanduan, gemetar, gelisah, dan mudah kena luka), kokain (menyebabkan hipertensi, masalah pada jantung, keterbelakangan perkembangan dan kesulitan belajar), marijuana (menyebabkan rendahnya berat lahir dan panjang bayi). Sinar X dan radium Terbukti secara medis, bahwa penggunaan sinar X dan radium pada wanita yang sedang hamil cenderung merusak janin yang berakibat pada kecacatan lahir, prematuritas, keguguran, bahkan kematian sebelum lahir. Menurut Santrock (2004), radiasi dapat menyebabkan mutasi genetik (perubahan permanen pada materi genetik), misalnya saja terjadinya kecacatan fisik permanen pada anak-anak Chernobyl yang terkena radiasi nuklir. Alkohol Fetal Alcohol Syndrome (FAS) merupakan keabnormalan yang tampak pada anak dari ibu yang meminum banyak alkohol selama kehamilan. Keabnormalan yang muncul meliputi kecacatan wajah dan tungkai serta lengan, jantung yang rusak. Kebanyakan anak- anak ini memiliki inteligensi di bawah rata-rata dan beberapa anak terbelakang secara mental. Oleh karena itu, sebaiknya ibu hamil membatasi konsumsi alkohol untuk menjaga kesehatan janinnya. Tembakau atau Rokok Mengisap rokok pada wanita hamil juga bisa berdampak buruk bagi janin. Kematian janin dan bayi yang baru lahir lebih tinggi di kalangan ibu perokok yang menyebabkan bayi lahir prematur, atau berat lahir bayi yang rendah.Banyak pula kasus gangguan pernapasan pada bayi yang ibunya merokok serta terjadinya sindrom kematian bayi yang tiba-tiba (Sudden Infant Death Syndrome/SIDS) karena efek karbon monoksida dari rokok pada pusat pernapasan janin. Emosi calon ibu Kondisi emosi calon ibu sangatlah besar pengaruhnya terhadap janin secara langsung Selama seorang wanita menjalani kehamilan, fisik dan jiwanya haruslah dalam kondisi yang optimal agar janin yang dikandungnya pun tumbuh dan berkembang secara sehat. Kondisi positif dan negatif pada ibu akan berpengaruh secara langsung pada janin yang dikandungnya. Misalnya saja calon ibu yang mengalami stres menyebabkan kegiatan janin dan denyut jantung janin meningkat.
Demikian merupakan kondisi yang harus diketahui bagi para ibu ataupun calon ibu untuk mempersiapkan kehamilannya. Persiapan yang tepat pada fase kehamilan dapat mengoptimalkan tumbuh kembang bayi anda sejak fase prenatal. Untuk memahami optimalisasi lebih lanjut, anda dapat melakukan konsultasi dan asesmen psikologis dengan para psikolog. Semoga bermanfaat.
Referensi:Indrijati, Herdina. (2016 Psikologi Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini. Ernitasari. (2022). Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Pralahir.