Assessment Indonesia
  • Beranda
  • Profil
    • Artikel
  • Layanan Tes
  • Harga
  • Kontak
  • Psikotes Online
Feb 2023 | Assessmentindonesia.com

Syndrome Cotard

Apa itu syndrome cotard?

Pada saat tertidur pasti setiap individu pasti mempunyai kebiasaan yang jarang dialami orang lain seperti berjalan sewaktu tidur, kebanyakan dari kita tidur hanya tidur dan bermimpi. Tidak banyak dari kita memiliki kebiasaan ini sehingga jika diteruskan akan sangat membahayakan diri sendiri dikarenakan dalam keadaan tidak sadar ia berjalan tanpa arah. Apa Itu Sindrom Cotard? Sindrom cotard merupakan kebiasaan atau kondisi langkah yang ditandai oleh keyakinan keliru bahwa kamu atau bagian tubuhmu mati sebagian atau sedang sekarat, padahal sebenarnya tidak ada. Pemicu utama terjadinya sindrom cotard karena banyaknya tekanan dan juga depresi dari lingkungan membuat individu tersebut tanpa sadar melakukan hal-hal yang biasanya ia lakukan pada sehari-hari atau berjalan waktu tidur. Sindrom cotard ini biasanya disebut sindrom mayat berjalan karena dalam keadaan tidur atau tidak sadar berjalan tanpa arah yang membahayakan diri sendiri. Gimana Sih Gejala Awal Dari Sindrom Cotard? Beberapa gejala dari sindrom cotard, sebagai berikut:
  • Kegelisahan
  • Kemurungan
  • Kecemasan
  • Halusinasi dikarenakan tekanan
  • Melukai diri sendiri
Pada Umumnya Yang Sering Mengalami Sindrom Cotard Pada Usia Berapa? Biasanya yang terkena sindrom cotard ini kisaran usia 50 keatas tetapi ini juga dapat terjadi pada anak-anak atau remaja dikarenakannya tuntutan dan pemicu hal lainnya yang menyebabkan sindrom cotard. Selain itu juga syndrome cotard ini terjadi pada orang-orang yang menganggap karakteristiknya yang berkembangan karena lingkungan. Apa Yang Menyebabkan Sindrom Cotrad Tersebut? Sebelumnya sudah disebut gejala dari sindrom cotard tetapi ada beberapa kondisi yang memicu sindrom cotard, sebagai berikut:
  • Depresi kelahiran
  • Katatonia
  • Gangguan depersonalisasi
  • Gangguan disosiatif
  • Depresi psikotik
  • Schizophrenia
Bagaimana Cara Penanganan Untuk Sindrom Cotrad Tersebut? Dibutuhkan pemeriksaan mental untuk mengetahuinya anda dapat mengunjungi psikolog dan melakukan psikotes untuk melihat kepribadian dan Kesehatan mental kalian yaitu tes psikometri yang digunakan untuk mengukur tingkat depresi seseorang. Individu tersebut dapat mengetahui dan mencegah hal tersebut. Psikolog tidak bisa memberikan resep atau diagnosa secara rinci oleh karena itu psikolog dapat melakukan rujukan dengan psikiater. Setelah ini bisa tertangani dengan baik secara bertahap individu tersebut dapat mengunjungi psikolog untuk melakukan terapi agar lebih tenang dan membantu menangani sindrom cotard. Sebenarnya tidak bisa dipastikan secara spesifik apa yang menjadi penyebab dari sindrom cotard dikarenakan dalam mendiagnosa sindrom cotard sedikit lebih rumit atau sulit. Dalam kebanyakan kasus yang pernah dilihat beberapa tahun belakangan ini sindrome cotard lebih sulit dalam menangani dan memahami sindrom cotard tersebut. Syndrome cotard biasanya terjadi dengan kondisi lain, sehingga pilihan perawat dapat sangat bervariasi, tetapi electroconvulsive (ECT) adalah pengobatan yang paling umum digunakan, ini dapat membantu dalam menangani depresi pada individu tersebut. ECT melibatkan arusan listrik dalam sekala kecil melalui otak membuat pengidapnya berada pengaruh bius total. Alasan ini lah perawatan ini dibutuhkannya pertimbangan dari pihak orang terdekat karena tidak ada opsi lain yang bisa dilakukan. Pihak keluarga juga harus selalu mendukung individu yang mengidap sindrom cotard dikarenakan ini dibutuhkannya tahap dalam menangani kasus tersebut dengan melalui berbagai macam pengobatan. Referensi Halodoc. 2020. Sindrome Cotard, gangguan mental seperti mayat berjalan. https://www.halodoc.com/artikel/sindrom-cotard-gangguan-mental-seperti-mayat-berjalan
Copyright © Assessment Indonesia

Kami menggunakan cookie untuk mengaktifkan fungsi penting di website kami, menawarkan pengalaman browsing yang lebih baik, menganalisis traffic website, dan mempersonalisasi konten. Dengan mengklik Terima atau terus menggunakan website kami, kamu menyetujui penggunaan cookie kami. Read about how we use cookies.

Your Cookie Settings

We use cookies to enable essential functionality on our website, and analyze website traffic. Read about how we use cookies.

Cookie Categories
Essential

These cookies are strictly necessary to provide you with services available through our websites. You cannot refuse these cookies without impacting how our websites function. You can block or delete them by changing your browser settings, as described under the heading "Managing cookies" in the Privacy and Cookies Policy.

Analytics

These cookies collect information that is used in aggregate form to help us understand how our websites are being used or how effective our marketing campaigns are.