Assessment Indonesia
  • Beranda
  • Profil
    • Artikel
  • Layanan Tes
  • Harga
  • Kontak
  • Psikotes Online
Feb 2023 | Assessmentindonesia.com

Disleksia

Mengenal Apa Itu Disleksia

Disleksia yaitu hilangnya kemampuan membaca dan menulis.Kondisi tersebut bukan berbentuk ketidakmampuan dalam segi fisik melainkan kondisi lebih mengarah kepada otak yang berfungsi sebagai pengolah dan pemroses informasi. Gangguan ini bukan bentuk dari ketidakmampuan fisik, seperti masalah penglihatan, tetapi gangguan ini mempengaruhi otak yang bertugas mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca, Anak disleksia memiliki perbedaan gejala satu sama lain. Satu-satunya sifat yang umum pada anak disleksia adalah kemampuan membacanya yang cukup rendah dibandingkan anak-anak seusia mereka dan tingkat intelegensi yang mereka miliki cenderung lebih rendah daripada anak non disleksia. Setiap anak memiliki kecenderungan disleksia, dan ada pula anak yang tidak disleksia tetapi mempunyai pengalaman kesulitan membaca.
Adapun gejala disleksia ini antara lain :
  • Ragu-ragu dalam berbicara dan lambat dalam menyampaikan apa yang ingin mereka bicarakan.
  • Sulit memilih kata yang tepat untuk menyampaikan maksud yang diucapkannya. Contohnya bermasalah dalam menentukan arah (atas – bawah) dan waktu (sebelum – sesudah, sekarang-kemarin)
  • Kesalahan mengeja yang dilakukan terus-menerus, seperti misalnya kata ”gajah” diucapkan menjadi ”gagah”. kata ”ibu” diucapkan menjadi ”ubi”, kata ”pipa” menjadi ”papi”
  • Membaca kata demi kata secara lamban dan intonasi naik turun
  • Membalikkan huruf, kata, dan angka yang mirip, misalnya b dengan p, u dengan n, kata kuda dengan daku, palu dengan lupa, 2 – 5, 6 – 9 6) Kesulitan dalam menulis, misalnya menuliskan namanya sendiri “Rosa” menjadi Ro5a, menuliskan kata “Adik” menjadi 4dik (huruf S dianggap sama dengan angka 5, huruf A dianggap sama dengan angka 4).

Ada kecenderungan penyebab disleksia adalah masalah fonologi yaitu hubungan sistematik antara huruf dan bunyi, masalah mengingat perkataan, masalah penyusunan yang sistematis, masalah ingatan jangka pendek, dan masalah pemahaman sintaksis (tata bahasa).Di antara sekian banyak penyebab, faktor utamanya adalah otak. Anak-anak yang dicurigai disleksia sebaiknya di tes oleh ahli pendidikan yang terlatih atau psikolog. Dengan menggunakan beragam tes, penguji akan dapat mengidentifikasi jenis kekeliruan yang kerap dilakukan anak tersebut. Kemudian, penguji pun dapat mendiagnosis masalahnya.
Referensi Shaywitz, S. (2003). Overcoming Dyslexia. New York: Alfred A Knopf. www.halalguide.info/content/view/720/70/
Dardjowidjojo, Soenjono. (2008). Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Copyright © Assessment Indonesia

Kami menggunakan cookie untuk mengaktifkan fungsi penting di website kami, menawarkan pengalaman browsing yang lebih baik, menganalisis traffic website, dan mempersonalisasi konten. Dengan mengklik Terima atau terus menggunakan website kami, kamu menyetujui penggunaan cookie kami. Read about how we use cookies.

Your Cookie Settings

We use cookies to enable essential functionality on our website, and analyze website traffic. Read about how we use cookies.

Cookie Categories
Essential

These cookies are strictly necessary to provide you with services available through our websites. You cannot refuse these cookies without impacting how our websites function. You can block or delete them by changing your browser settings, as described under the heading "Managing cookies" in the Privacy and Cookies Policy.

Analytics

These cookies collect information that is used in aggregate form to help us understand how our websites are being used or how effective our marketing campaigns are.