Feb 2023 | Assessmentindonesia.com
Dispraksia (Gangguan Kemampuan Motorik)
Dispraksia merupakan anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar dan motorik halusnya sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam belajarnya. Gangguan ini sering muncul dengan masalah-masalah dalam berbahasa atau terkadang akan mengalami tingkat kesulitan dalam persepsi dan berpikir. Untuk mengetahui kemampuan motorik yang dimiliki oleh anak bisa dilakukannya psikotes, karena dalam tes ini orang tua dapat mengetahui perkembangan gerakan motorik anak dan dengan melakukan tes orang tua juga bisa mengetahui jika anaknya itu mengalami gangguan terhadap gerakan motoriknya.
Ciri-Ciri Dispraksia
Ada beberapa ciri anak yang mengalami dispraksia, diantaranya sebagai berikut:
- Mengalami kesulitan dalam keterampilan motorik halus dan motorik kasar
- Kepekaan untuk menyentuh suatu hal
- Memiliki memori jangka pendek yang kurang
- Tidak mampu untuk menjawab pertanyaan yang sederhana
- Memiliki masalah dalam berbicara dan lambat belajar bicaranya
- Melakukan perilaku yang tidak dewasa dan suka menunjukkan tingkah laku yang marah-marah
Jenis - Jenis Dispraksia
Ada beberapa jenis dalam dispraksia ini, diantaranya sebagai berikut:
- Dispraksia ideomotoris, ini merupakan kurangnya kemampuan anak dalam melakukan gerakan-gerakan yang sederhana, misalnya menggosok gigi dan menggunakan sendok makan.
- Dispraksia ideosional, ini merupakan kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang lebih kompleks akan tetapi anak itu tidak mampu untuk menyelesaikan gerakan tersebut, misalnya mengikuti irama musik.
- Dispraksia konstruksional, ini merupakan kesulitan anak dalam melakukan gerakan yang kompleks yang berkaitan dengan bentuk benda, misalnya menyusun balok.
- Dispraksia oral, ini merupakan gangguan yang terjadi pada anak dalam hal berbicara, hal ini dikarenakan anak itu mengalami gangguan dalam konsep gerakan motorik yang ada di dalam mulutnya, misalnya anak tidak mampu jika menirukan gerakan mengembungkan pipi atau menjulurkan lidah.
Cara Menyembuhkan Dispraksia
Untuk menyembuhkan anak yang mengalami gangguan dispraksia orang tua bisa menggunakan konseling, yang mana konseling ini dapat memadukan berbagai pendekatan dan terapis juga dapat dilakukan untuk pengembangan kemampuan anak tersebut, untuk melakukan konseling orang tua dapat membawa anaknya kepada orang yang profesional seperti psikolog.
Sumber ReferensiLubis, M. S. A. (2019). Melacak kesulitan anak saat belajar perspektif psikologi. Jurnal Pendidikan dan Keislaman. Diambil dari file:///C:/Users/Acer/Downloads/22-Article%20Text-49-1-10-20190819.pdf
Khotijah, L. N. (2014). Konseling integratif dalam menangani gangguan konsentrasi belajar pada anak adhd (attention deficit hyperactivity disorder): studi kasus kumbang di SLB Yapenas Pringwulung Yogyakarta. Diambil dari http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15390/1/11220002_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf