Nov 2022 | Assessmentindonesia.com
Jangan Salah Kaprah, OCD dan Perfeksionis Bukan Hal yang Sama !
Tahukah kamu bahwa OCD adalah sebuah penyakit kejiwaan yang berbahaya apabila tidak segera ditangani dengan baik?
Obsessive Compulsive Disorder atau biasa disingkat OCD memerlukan pemeriksaan dari dokter ahli dan tidak dapat sembarangan didiagnosa oleh orang awam. Menyukai barang yang disusun rapi tidak membuat seseorang dikatakan OCD
OCD mampu membuat penderitanya memiliki pikiran yang berulang di otaknya dan menjadi sangat obsesif sehingga mereka merasa harus melakukan hal tersebut secara berulang-ulang. Gangguan kesehatan mental ini masuk dalam kategori gangguan kecemasan.
1. Perilaku Obsesif, Apakah Itu ? Pada dasarnya pelaku OCD paham bahwa dirinya memiliki kecemasan yang tidak masuk akal. Sayangnya mereka tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut dan sulit untuk dapat menghilangkan perilaku obsesif tersebut. Seorang yang berperilaku obsesif pikiran secara berulang tiba-tiba mampu membuat dirinya merasakan emosi negatif secara berulang seperti gangguan kecemasan ketika melihat barang yang disusun tidak rapi atau tidak sesuai dengan dirinya.
2. Perilaku Kompulsif Bagi Penderita OCD Perilaku kompulsif merupakan lanjutan perilaku obsesif. Hal-hal yang tadinya hanya ada dipikiran penderita OCD, secara tidak sadar akhirnya berlanjut dengan tindakan nyata. Tindakan yang mereka timbulkan disebabkan oleh perasaan khawatir yang ingin mereka kurangi dari diri mereka namun menimbulkan efek yang sebenarnya tidak baik bagi kesehatan mental mereka. Ketika siklus tersebut kembali muncul, maka perilaku kompulsif pun akan terjadi secara terus menerus Ingatlah bahwa OCD tidak sama dengan perfeksionis. OCD adalah gangguan kesehatan mental yang harus segera disembuhkan, sedangkan perfeksionis masuk dalam kepribadian seseorang. Berikut perbedaan antara OCD dengan kepribadian perfeksionis :
3. Perfeksionis Bisa Berubah Menjadi Gangguan Mental, Namun Berkepribadian Perfeksionis Belum Tentu Mengidap OCD Seorang perfeksionis akan berusaha memastikan rencana mereka sesuai dengan standarnya. Ketika rencana mereka gagal, mereka akan berusaha untuk mengevaluasi kesalahan mereka sendiri, tak jarang sampai ke tahap menyalahkan diri sendiri. Namun hal tersebut tidak serta merta menyebabkan diri mereka menjadi OCD.
Sedangkan OCD sudah masuk dalam tahap kesulitan untuk menyesuaikan diri mereka sendiri. Bahkan mereka kerap kali tidak sadar batas bahaya dalam melakukan tindakan tersebut. Berbeda dengan perfeksionis yang masih sadar sampai batas mereka harus bertindak.
Untuk mengetahui kepastian apakah seseorang menderita OCD atau tidak yaitu dengan cara memeriksakan diri ke dokter. Untuk mendiagnosis apakah seseorang benar mengidap OCD atau tidak dokter akan mengetahuinya setelah melihat besaran pengaruh perilaku obsesif dan kompulsif dalam kehidupan pasien. Jangan melakukan diagnosis sendiri dengan hanya menyamakan keadaan dengan ciri-ciri yang beredar di internet !
Referensi :Sehatq.Com.(2019).Kenali Lebih Jauh Penyakit Ocd Agar Anda Tidak Salah Paham