Assessment Indonesia
  • Beranda
  • Profil
    • Artikel
  • Layanan Tes
  • Harga
  • Kontak
  • Psikotes Online
Nov 2022 | Assessmentindonesia.com

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Laissez Faire terhadap

Komitmen dan Kinerja Suatu Organisasi

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu hal yang sangat penting dan juga memiliki pengaruh yang signifikan di dalam pengembangan dan kesuksesan suatu organisasi. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa sebuah organisasi didirikan berdasarkan visi untuk kepentingan dan tujuan bersama, dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Seorang anggota bukanlah hanya sebagai sumber daya belaka, namun lebih berupa aset yang berharga bagi suatu organisasi. Karena tanpa anggota yang mumpuni, organisasi tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu perlu adanya sumber daya yang berkualitas dengan kinerja yang baik supaya tujuan organisasi yang telah dirumuskan bersama dapat tercapai. Namun, selain sumber daya yang berkualitas dan kinerja yang baik, juga diperlukan adanya komitmen yang erat di antara anggota organisasi. Jika anggota karyawan tidak mempunyai komitmen terhadap organisasi maka anggota tidak hanya mempunyai tingkat penerimaan nilai organisasi yang rendah tapi mereka juga mempunyai perasaan asing terhadap organisasi. Salah satu faktor terbesar yang berpengaruh dalam kinerja dan juga tingkat komitmen anggota terhadap organisasinya adalah gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. Salah satu contoh gaya kepimpinan yakni gaya Laissez Faire. Laissez Faire berasal dari bahasa Perancis yang berarti “izin bertindak”. Laissez Faire adalah tipe gaya kepemimpinan yang cenderung pasif. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini akan memberikan kewenangan kepada anggotanya untuk mengambil sebuah keputusan dalam organisasi. Namun, dalam hal ini bukan berarti pemimpin tersebut tidak akan ikut campur dalam proses diskusi yang dilaksanakan dalam mengambil keputusan. Dalam proses ini, pemimpin akan lebih mengambil peran sebagai pengawas dan penasihat. Jadi, meskipun pemimpin menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada anggotanya, pemimpin tidak akan membiarkan anggota mengambil keputusan tanpa arah. Ciri - ciri gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah sebagai berikut: 1. Pemimpin menyerahkan tanggung jawab pada pelaksana pekerjaan kepada bawahan 2. Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahan untuk mengemukakan ide, saran dan pendapat3. Pemimpin menyerahkan sepenuhnya pengambilan keputusan kepada bawahan4. Pemimpin percaya bawahannya mampu melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik 5. Pemimpin membiarkan bawahannya memilih cara – cara yang dikehendaki dalam menyelesaikan tugas Gaya kepemimpinan Laissez Faire cocok untuk generasi milenial Suatu penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan Laissez Faire berpengaruh terhadap komitmen organisasi, di mana semakin tinggi gaya kepemimpinan Laissez Faire pada pemimpin, maka akan semakin rendah komitmen organisasi pada karyawan. Karyawan akan cenderung kurang termotivasi dalam menyelesaikan tugas kantor dengan baik dan keinginan karyawan untuk tetap mementingkan keberhasilan perusahaan menurun. Hal ini dikarenakan pemimpin kurang mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk memahami dan melakukan apa yang diinginkan serta proses untuk memfasilitasi individu dan usaha untuk menyelesaikan tujuan bersama. Kemudian selain itu suatu penelitian juga menunjukan bahwa gaya kepemimpinan Laissez Faire memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil ini terjadi karena pemimpin di dalam suatu organisasi memberikan kebebasan untuk berkreasi dalam melakukan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa kebebasan untuk berkreasi dalam melakukan pekerjaan menjadi item yang paling signifikan dalam meningkatkan kinerja karyawan generasi millennial. Untuk menjaga keberlangsungan sebuah organisasi, seorang pemimpin harus memperhatikan serta berusaha untuk mempengaruhi dan mendorong karyawan. Dalam hal ini motivasi kerja dan komitmen anggota organisasi sangat berperan penting dalam meningkatkan semangat kerja anggota dalam melaksanakan tugasnya. Namun, anggota pun juga harus memiliki motivasi dalam dirinya masing-masing, agar dapat tercipta keinginan yang tinggi untuk memajukan tujuan dan keberhasilan organisasi.
Referensi :Unud.ac.id (2020). Pengaruh gaya kepemimpinan Laissez Faire terhadap komitmen organisasi pada karyawan di BPPT (Badan Pengkajian Penerapan Teknologi) BaliUb.ac.id (2021). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire dan Otokratis Terhadap Kinerja Karyawan Generasi Millennial Studi pada Karyawan UblixmediaUmsida.ac.id (2019). Dampak Gaya Kepemimpinan Laissez Faire dan Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Retail di Sidoarjo, Indonesia
Copyright © Assessment Indonesia

Kami menggunakan cookie untuk mengaktifkan fungsi penting di website kami, menawarkan pengalaman browsing yang lebih baik, menganalisis traffic website, dan mempersonalisasi konten. Dengan mengklik Terima atau terus menggunakan website kami, kamu menyetujui penggunaan cookie kami. Read about how we use cookies.

Your Cookie Settings

We use cookies to enable essential functionality on our website, and analyze website traffic. Read about how we use cookies.

Cookie Categories
Essential

These cookies are strictly necessary to provide you with services available through our websites. You cannot refuse these cookies without impacting how our websites function. You can block or delete them by changing your browser settings, as described under the heading "Managing cookies" in the Privacy and Cookies Policy.

Analytics

These cookies collect information that is used in aggregate form to help us understand how our websites are being used or how effective our marketing campaigns are.