Dec 2022 | Assessmentindonesia.com
Kontrol Impulsif
Apa yang dimaksud dengan kontrol impulsif ?
Kontrol impulsif ini adalah sebuah keadaan dimana individu tidak dapat menolak suatu impuls atau dorongan untuk mencapai sebuah reward mereka juga melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. Individu saat ini seharusnya dapat mampu mengendalikan dan menahan impulsnya sehingga dapat membedakan mana keinginan yang seharusnya dipenuhi dan yang tidak perlu dipenuhi.
Lalu apakah kontrol impuls ini adalah sebuah gangguan kesehatan mental ? Jawabannya adalah ‘ya’. Karena keadaan ini adalah seorang yang mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls agresifnya, keadaan ini juga dapat berbahaya karena dapat memberikan efek ke pengidapnya termasuk orang lain yang berada disekitarnya. Misalnya, mereka akan melakukan perilaku impulsif ini secara terus menerus dan biasanya tidak dapat terkontrol.
Beberapa penyebab yang dapat memicu munculnya kontrol impuls ini pada kebanyakan kasus karena adanya kerentanan neurologis yang mendasari hal ini. Selain itu ada faktor tekanan yang berada di lingkungannya, faktor genetik juga memegang peranan penting dalam kontrol impuls ini seperti pengalaman masa lalu, pernah mendapatkan kekerasan seksual, kurangnya perhatian dari orang terdekatnya.
Bentuk gangguan dari kontrol impuls :
- Kleptomania, gangguan ini seperti tidak bisa menahan diri untuk tidak mencuri barang atau hak milik orang lain. Mereka mengambil barang tersebut karena hanya keinginan mereka saja dan sebenarnya barang yang mereka curi itu tidak mereka butuhkan
- Pyromania, tindakan seseorang menyalakan api yang dapat membahayakan diri bahkan orang yang berada di sekitarnya
- Explosive Intermittent, sikap emosi atau amarah yang berlebihan dan penuh keagresifan padahal masalah yang dihadapi adalah masalah yang sepele.
- Gangguan perilaku, mereka tidak hanya menunjukan perilaku agresi pada orang lain tetapi juga pada hewan, merusak fasilitas umum tanpa sebab, dan juga menipu
- Oposisi defiant disorder, mereka dengan gangguan ini lebih kepada suka melawan atau pembangkan dan tidak bisa di atur. Jika mereka mendapatkan perlakuan tidak baik biasanya mereka cenderung akan menyimpan dendam.
Laki-laki lebih rentan mengalami gangguan kontrol impuls ini karena dianggap bahwa laki-laki mempunyai stigma bahwa mereka tidak boleh cengeng dan sebagainya sehingga mereka akan sulit dalam mengekspresikan emosinya. Terdapat juga faktor genetik misalnya dalam keluarga ada yang mengalami kondisi ini, selain itu penyalahgunaan obat juga dapat menjadi salah satu faktor dalam gangguan kontrol impuls ini.
Adapun gejala kontrol impuls ini menurut American Psychological Association :
- Pendendam
- Mudah Marah
- Kecenderungan agresif dalam verbal maupun fisik
- Sering berkelahi
- Mencuri
- Berbohong
- Bolos sekolah
- Kurangnya rasa empati
- Melanggar aturan
- Berani mengambil resiko yang seharusnya tidak perlu
- Vandalisme atau perbuatan merusak dan menghancurkan
- Bermain-main dengan senjata yang berbahaya
Penanganan yang dapat diberikan pada gangguan ini seperti terapi perilaku kognitif, ini dapat membantu meningkatkan keterampilan dalam pemecahan masalah. Terapi keluarga, karena gangguan ini memiliki faktor trauma masa lalu dan tidak ada kasih sayang yang diberikan dari orang terdekatnya maka perlu dilakukan terapi keluarga ini agar membantu pengidap untuk membantu meningkatkan hubungan dan mencegah perilaku yang dapat membahayakan diri atau orang lain. Selain itu, ada juga pelatihan keterampilan sosial ini juga dapat membantu bagi seorang dengan Oppositional Defiant Disorder(ODD) dalam hal peningkatan hubungan komunikasi secara lebih efektif
Mengingat seriusnya gangguan ini baik terhadap diri sendiri atau orang lain, maka sebaiknya pengidap ini segera untuk melakukan terapi di psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang maksimal.
Referensi
Halodoc.com. (2020). 7 Faktor yang Tingkatkan Risiko Alami Gangguan Kontrol Impuls.Indriyani.(2022). Gangguan Kontrol Impuls: Gejala, Tipe, Penyebab, Penanganan.
Mengingat seriusnya gangguan ini baik terhadap diri sendiri atau orang lain, maka sebaiknya pengidap ini segera untuk melakukan terapi di psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang maksimal.
Referensi
Halodoc.com. (2020). 7 Faktor yang Tingkatkan Risiko Alami Gangguan Kontrol Impuls.Indriyani.(2022). Gangguan Kontrol Impuls: Gejala, Tipe, Penyebab, Penanganan.