Assessment Indonesia
  • Beranda
  • Profil
    • Artikel
  • Layanan Tes
  • Harga
  • Kontak
  • Psikotes Online

Assessment Sidik Jari

Sebuah metode untuk mengetahui potensi genetik seseorang yang mencangkup kecerdasan majemuk, gaya belajar, gaya bekerja, karakter bawaan dan lain sebagainya. Dengan mengenal potensi diri, berarti akan lebih meningkatkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam hidup serta memahami diri dan orang lain secara lebih baik. Saat ini dengan riset yang terus menerus dilakukan, sidik jari juga dapat digunakan untuk mengetahui atau memetakan jenis kecerdasan/bakat seseorang, gaya belajar hingga karakter bawaan.
Metode ini dinamakan Test Analisa Bakat Sidik Jari atau diluar negeri dikenal dengan istilah “Dermatoglyphics Multiple Intelligence Test (DMIT)“. Analisa sidik jari adalah metode terkini yang berbasis teknologi untuk menganalisa bakat yang dimiliki seseorang baik anak-anak hingga orang dewasa. Dengan mengetahui bakat seseorang, maka bisa dikembang potensi-potensi untuk meraih kesuksesan hidup secara lebih efektif dan efisien karena dapat mengetahui gaya belajar, kepribadian yang melekat dan profesi yang cocok.
Analisa sidik jari juga bukan alat vonis, alat ukur kecerdasan, maupun alat pembanding. Metode analisa sidik jari hanyalah menginterpretasikan distribusi potensi dalam dirinya sendiri, sementara pencapaian hasil kemampuan kecerdasan seseorang dipengaruhi oleh usaha atau ikhtiar yang dilakukan diri sendiri. Metode ini menggunakan data biomedik, sidik jari yang permanen, sehingga bersifat sekali seumur hidup.
Namun demikian, pengembangan metode pengukuran dan interpretasi penilaian terkait dengan perkembangan ilmu saraf dan ilmu psikologi, menjadikan metode analisa sidik jari bersifat dinamis (updating).
Para ahli di bidang ilmu dermatoglyphics (ilmu yang mempelajari pola sidik jari) dan kalangan neuro-anatomi (kedokteran-anatomi tubuh) telah menemukan fakta penelitian bahwa pola sidik jari bersifat genetis, dan telah muncul ketika janin dalam kandungan, mulai dari usia 13 minggu dan lengkap pada usia 24 minggu.
Pola guratan-guratan kulit pada sidik jari, yang dikenal sebagai garis epidermal, ternyata memiliki keterkaitan dengan sistem hormon pertumbuhan sel pada otak (Nerve Growth Factor atau NGF) yang sama dengan faktor garis epidermal (Epidermal Growth Factor atau EGF).
Karena itulah, sangat wajar bila ternyata bukti ilmiah menyebutkan adanya korelasi lahiriah antara sidik jari dengan kualitas, bakat, dan gaya belajar seseorang. Semakin dini potensi bakat, karakter dan gaya belajar anak diketahui oleh orangtua, maka orangtua dapat memberikan stimulasi atau rangsangan yang sesuai untuk tumbuh kembang serta minat anak dengan optimal
whatsapp
Harga
Asesmen Lainnya
Copyright © Assessment Indonesia

Kami menggunakan cookie untuk mengaktifkan fungsi penting di website kami, menawarkan pengalaman browsing yang lebih baik, menganalisis traffic website, dan mempersonalisasi konten. Dengan mengklik Terima atau terus menggunakan website kami, kamu menyetujui penggunaan cookie kami. Read about how we use cookies.

Your Cookie Settings

We use cookies to enable essential functionality on our website, and analyze website traffic. Read about how we use cookies.

Cookie Categories
Essential

These cookies are strictly necessary to provide you with services available through our websites. You cannot refuse these cookies without impacting how our websites function. You can block or delete them by changing your browser settings, as described under the heading "Managing cookies" in the Privacy and Cookies Policy.

Analytics

These cookies collect information that is used in aggregate form to help us understand how our websites are being used or how effective our marketing campaigns are.