Loading...

Trauma Tersembunyi: Mengapa Banyak Korban Tidak Menyadari Dampak Psikologisnya?

25 Maret 2025
Author : admin
Bagikan

Trauma psikologis adalah salah satu kondisi yang memengaruhi banyak individu setelah mengalami peristiwa yang mengancam fisik atau emosional. Namun, tidak semua korban trauma menyadari bahwa mereka sedang mengalami dampak psikologis yang mendalam. Beberapa trauma bisa "tersembunyi," muncul dalam bentuk yang lebih halus atau tidak terlihat oleh orang lain, termasuk oleh individu itu sendiri. Definisi Trauma Tersembunyi: Mengapa Tidak Terlihat?

Trauma tersembunyi merujuk pada pengalaman traumatis yang tidak segera terlihat atau dikenali oleh individu yang mengalaminya. Hal ini bisa terjadi karena dampak trauma sering kali muncul dalam bentuk perasaan atau perilaku yang sulit dipahami atau diterima. Banyak korban yang merasa bingung atau bahkan menyangkal adanya masalah karena mereka tidak mengaitkan gejala yang mereka alami dengan trauma.

Salah satu alasan trauma bisa tersembunyi adalah bahwa dampaknya tidak selalu berupa reaksi emosional yang dramatis atau fisik yang jelas. Gejala psikologis bisa muncul dalam bentuk kecemasan, kesulitan tidur, atau perubahan dalam pola pikir, yang mungkin tidak langsung dikaitkan dengan peristiwa traumatis yang terjadi. Trauma juga bisa berkembang secara bertahap, membuat individu merasa bahwa gejala yang mereka alami adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan dampak dari peristiwa traumatis.

Penyebab Korban Tidak Menyadari Dampak Psikologisnya

Ada beberapa alasan mengapa banyak korban trauma tidak menyadari atau bahkan menyangkal dampak psikologis yang mereka alami:

  • Normalisasi Pengalaman
    Banyak korban trauma, terutama yang mengalami kekerasan emosional atau fisik yang berulang, mulai menganggap pengalaman mereka sebagai hal yang biasa atau normal. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa perasaan takut, kecemasan, atau depresi yang mereka alami bukanlah hal yang wajar, melainkan hasil dari trauma. Fenomena ini sering disebut sebagai "normalisasi" trauma, di mana individu terbiasa dengan situasi traumatis dan tidak mengenali bahwa mereka sedang mengalami dampak psikologis.

  • Mekanisme Pertahanan
    Salah satu cara otak melindungi diri dari trauma adalah melalui mekanisme pertahanan psikologis seperti penyangkalan atau dissosiasi. Penyangkalan terjadi ketika individu menolak untuk menerima bahwa mereka mengalami trauma, sementara dissosiasi melibatkan perasaan terpisah dari pengalaman atau perasaan sendiri. Kedua mekanisme ini dapat membuat individu merasa bahwa mereka baik-baik saja, meskipun mereka sebenarnya sedang berjuang dengan dampak psikologis yang dalam.

  • Gejala yang Tidak Langsung atau Terselubung
    Beberapa gejala trauma mungkin tidak langsung terlihat, terutama pada mereka yang tidak menunjukkan reaksi emosional yang intens. Misalnya, seseorang yang terus-menerus merasa lelah, kesulitan berkonsentrasi, atau merasa tidak berharga mungkin tidak menyadari bahwa gejala ini terkait dengan trauma yang mereka alami. Hal ini sering kali membuat mereka merasa seperti "tidak ada yang salah" atau berpikir bahwa mereka hanya mengalami stres biasa.

  • Stigma dan Rasa Malu
    Banyak korban trauma merasa malu atau merasa terstigma jika mereka mengakui dampak psikologis yang mereka alami. Dalam masyarakat yang seringkali menekankan pentingnya ketahanan emosional, korban trauma mungkin merasa bahwa mereka seharusnya dapat "mengatasi" perasaan mereka sendiri. Ketakutan akan penilaian dari orang lain atau rasa malu akan membuat mereka menghindari untuk mengakui atau mencari bantuan.

Dampak Negatif dari Trauma yang Tidak Terdeteksi

Jika trauma tidak dikenali dan ditangani, dampaknya bisa sangat merusak bagi individu dalam jangka panjang. Beberapa dampak dari trauma yang tersembunyi meliputi:

  • Gangguan Kecemasan dan Depresi
    Trauma yang tidak disadari sering kali berkembang menjadi gangguan kecemasan atau depresi. Korban mungkin merasa terjebak dalam pola pikir negatif atau merasa bahwa masa depan mereka tidak cerah. Ini bisa mengganggu kualitas hidup mereka dan mengarah pada perasaan kesepian, putus asa, atau kehilangan harapan.

  • Gangguan Stres Pasca-Trauma (PTSD)
    Meskipun PTSD sering dikaitkan dengan peristiwa traumatis yang besar seperti perang atau bencana alam, bentuk PTSD yang lebih halus bisa berkembang akibat trauma yang tidak diakui. Gejala PTSD yang tidak dikenali dapat meliputi kilas balik, mimpi buruk, atau perasaan terasing dari diri sendiri atau orang lain.

  • Masalah Hubungan
    Individu yang tidak menyadari dampak trauma mereka sering mengalami kesulitan dalam membangun atau mempertahankan hubungan yang sehat. Ketakutan, kecemasan, atau kesulitan mempercayai orang lain dapat menghambat kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan orang lain secara positif.

Mengenali Trauma Tersembunyi: Tanda-Tanda yang Harus Diwaspadai

Mengenali trauma tersembunyi bisa menjadi langkah pertama dalam pemulihan. Beberapa tanda yang mungkin menunjukkan adanya trauma tersembunyi meliputi:

  • Perasaan cemas atau takut yang berlebihan

  • Kesulitan tidur atau mimpi buruk

  • Kelelahan kronis meskipun tidak ada alasan fisik yang jelas

  • Kesulitan dalam hubungan sosial atau kecenderungan menghindari orang lain

  • Perasaan tidak berharga atau rendah diri

  • Pola pikir negatif atau kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri

Proses Penyembuhan: Menghadapi Trauma Tersembunyi

Penyembuhan dari trauma tersembunyi memerlukan waktu dan upaya untuk menghadapi perasaan yang telah lama terkubur. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk memulai penyembuhan adalah:

  • Terapi Psikologis
    Terapi kognitif-perilaku (CBT) dan terapi berbasis trauma adalah dua pendekatan yang sering digunakan untuk membantu individu yang mengalami trauma tersembunyi. CBT membantu individu untuk mengenali dan mengubah pola pikir negatif, sementara terapi berbasis trauma memungkinkan individu untuk mengakses dan memproses kenangan yang terkubur.

  • Dukungan Sosial
    Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan sangat penting dalam proses penyembuhan. Menjadi bagian dari komunitas yang dapat dipercaya membantu individu merasa diterima dan dipahami.

  • Mindfulness dan Relaksasi
    Praktik mindfulness, meditasi, atau teknik relaksasi lainnya dapat membantu individu untuk mengelola kecemasan dan perasaan yang datang akibat trauma. Teknik ini membantu individu untuk kembali terhubung dengan diri mereka sendiri dan mengurangi stres yang mereka alami.

Sebagai biro psikologi terpercaya, Assesment Indonesia adalah vendor psikotes yang juga menyediakan layanan psikotes online dengan standar profesional tinggi untuk mendukung keberhasilan asesmen Anda.

 

Referensi:

  • Herman, J. L. (1992). Trauma and Recovery: The Aftermath of Violence—from Domestic Abuse to Political Terror

  • Van der Kolk, B. A. (2014). The Body Keeps the Score: Brain, Mind, and Body in the Healing of Trauma. 

  • American Psychological Association. Trauma. 

Bagikan
Masalah Psikologi Psikologi Remaja

Temukan Solusi Psikologis Anda Hari Ini

Lihat layanan psikologi kami atau Anda dapat menghubungi kami